0
Cooperative Learning adalah model pembelajaran yang menuntut kerjasama antar siswa. Cooperative Learning merupakan suatu model dimana siswa belajar dalam kelompok–kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok,setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran (Wasis, 2002:11).

salah satu jenis Cooperative Learning adalah Tutorial Sebaya atau Peer Teaching. Tipe tutorial sebaya merupakan bentuk pengembangan dari model Cooperative Learning. Melalui tipe ini, siswa dapat berdialog dan berinteraksi dengan sesama siswa secara terbuka dan interaktif. 

Tipe tutorial sebaya adalah tipe dari model Cooperative Learning dimana siswa belajar dalam kelompok diskusi yang beranggotakan 4-6 siswa pada setiap kelas di bawah bimbingan guru mata pelajaran dengan menggunakan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah siswa di kelas atau kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar. Dengan menggunakan tipe tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik.

di negara yang sudah maju, pembelajaran menggunakan siswa sebagai guru atau tutor siswa sebaya telah belangsung dan menunjukkan keberhasilan. Dasar pemikiran tentang tutor siswa sebaya adalah siswa yang pandai dapat memberikan bantuan kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman sekelasnya di sekolah dan kepada teman sekelas diluar kelas.
 
Menurut Waggoner (Paul Suparno, 2007: 140), beberapa keuntungan tutorial sebaya adalah sebagai berikut :

a. Tutorial sebaya menghilangkan ketakutan yang disebabkan oleh perbedaan umur, status dan latar belakang antara siswa dan guru. Antar siswa lebih mudah bekerjasama dan komunikasi.
 
b. Siswa yang betugas sebagai tutor akan mendapakan pengertian lebih dalam dan menaikkan harga diri siswa tersebut karena mampu membantu teman.
 
c. Pembelajaran akan lebih efektif karena siswa yang lemah akan dbantu tepat pada kekurangannya. Dan siswa yang lemah akan dapat terus terang memberitahu tutornya mana yang belum jelas tanpa malu-malu.
 
d. Tutor akan lebih sabar daripada guru dalam menjelaskan materi kepada siswa yang lamban dalam belajar.

Tipe tutorial sebaya dapat membantu guru yang mengajar siswa banyak dan berbagi kelas. Hasil pembelajaran belum pasti baik terhadap siswa yang lemah jika siswa tersebut selalu diberi tambahan jam pelajaran sendiri. Dengan model tutorial sebaya guru dibantu banyak siswa yang pandai untuk mejelaskan kepada temannya yang kurang cepat menangkap materi (Paul Suparno, 2007:140). Disamping siswa yang pandai, siswa yang bertugas sebagai tutor harus memiliki hubungan yang baik dengan siswa yang lain,

Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, Tutor sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan.
 
Misalnya, jika di suatu kelas terdapat 46 siswa, berarti ada 9 kelompok dengan catatan ada satu kelompok yang terdiri atas 6 siswa. Sebelum diskusi kelompok terbentuk, tutor dipilih terlebih dahulu. Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria: (1) memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas; (2) mampu menjalin kerja sama dengan sesama siswa; (3) memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik; (4) memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama; (5) memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai yang terbaik; (6) bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab; dan (7) suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan.
 
Tutor memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: (1) memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari; (2) mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis; (3) menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum dikuasai; (4) menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka di kelas maupun di luar kelas, secara rutin dan insidental untuk memecahkan masalah yang dihadapi; (4) melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari.

Peran guru dalam tipe tutor sebaya hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing terbatas. Artinya, guru hanya melakukan intervensi ketika betul-betul diperlukan oleh siswa. Kondisi ini hanya belaku ketika pembelajaran di dalam kelas. Guru berkewajiban mempersiapkan para tutor, sehingga tutor mampu memberikan penjelasan yang baik bagi anggota kelompoknya, sehingga bahan ajar dapat tersampaikan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat dicapai.
 
Persiapan ini berikan diluar jam pelajaran dengan cara memberikan penjelasan pada para tutor bahan ajar yang akan diajarkan. Disinilah peran guru sangat penting. Keberhasilan tutor dalam memberikan penjelasan pada anggotanya bergantung pada kemampuan guru mempersiapkan para tutor sebelum proses pembelajaran di kelas berlangsung.

Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, bahwa peran tutor sangatlah berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran dalam kelompoknya, hal ini dapat dimanfaatkan guru sebagai motivasi terhadap tutor. Pemberian motivasi ini dapat berupa penghargaan tersendiri bagi tutor yang mampu memberikan kinerja yang maksimal.

Post a Comment

 
Top